• Kenapa Orang-orang Zaman Perunggu Suka Mengubur Harta Mereka?

    Diperbarui:2024-11-02 14:10    Jumlah Klik:97
    Perhiasan Zaman Perunggu Tengah di GuttingenFoto: Dok Canton Thurgau/Perhiasan Zaman Perunggu Tengah di Guttingen, SwissJakarta -

    Pada era modern banyak penemuan arkeologi dari Zaman Perunggu yang terkubur di dalam tanah, baik berupa koin, senjata, hingga artefak lainnya. Namun, kenapa manusia Zaman Perunggu mengubur 'harta' mereka?

    Sebuah studi yang terbit di Nature Human Behavior pada 29 Juli 2024, mencoba mengungkap bagaimana kehidupan manusia Zaman Perunggu 2.300-800 SM) dalam mengelola dan menggunakan harta benda mereka. Dalam hal ini, peneliti mencoba fokus pada peninggalan kaum-kaum elit karena kaum nonelit cenderung lebih sedikit meninggalkan jejak barang mereka.

    Penulis studi, arkeolog Nicola Ialongo dan Giancarlo Lago, memberikan cara baru untuk dapat melihat kegunaaan barang yang ditimbun pada Zaman Perunggu. Penimbunan ini sedikit banyak memberi gambaran tentang bagaimana kondisi ekonomi mereka pada saat itu.

    Baca juga: Penemuan Permukiman Berusia 5.000 Tahun di Maroko, Begini Pola Hidup Masyarakat KunoBaca juga: Teknologi Zaman Perunggu Ini Disebut Bisa Mengurangi Emisi, Seperti Apa Bentuknya?Menganalisis 25.000 Artefak Peninggalan Zaman Perunggu

    Mengutip Nature, melakukan penimbunan logam di dalam tanah ternyata bisa dilakukan selama Zaman Perunggu. Biasanya orang-orang akan mengumpulkan benda-benda logam dan menguburnya di lokasi khusus, seperti rawa atau di tepi wilayah.

    Timbunan barang-barang ini dapat berisi banyak ataupun sedikit barang, misalnya timbunan kapak hingga benda lain seperti koin atau logam.

    Untuk menelusuri hal ini, Ialongo dan Lago menganalisis hampir 25.000 artefak peninggalan Zaman Perunggu yang tersimpan di Italia, Swiss, Austria, Slovenia, dan Jerman yang berasal dari rentan waktu 1.500 tahun.

    Hasilnya, mereka menemukan bahwa seiring berjalannya waktu, ternyata terdapat pola standarisasi bobot untuk mengukur perunggu yang diadopsi di seluruh dunia pada Zaman Perunggu. Standarisasi ini menunjukkan potongan-potongan kecil perunggu dengan berat tertentu dan dapat digunakan sebagai mata uang yang sah dalam transaksi-transaksi oleh orang-orang biasa.

    Kemudian, jauh sebelum tahun 2.300 SM, terlihat adanya peningkatan dalam standarisasi bentuk artefak, yang terlihat secara umum. Berbagai jenis objek, seperti belati dan bejana tembikar tertentu muncul di wilayah yang luas. Meskipun objek-objek ini tampak serupa, rupanya mereka memiliki kegunaan yang berbeda di setiap tempat.

    Para arkeolog percaya bahwa, standarisasi ini berasal dari perpaduan antara ritual keagamaan dan minat yang semakin besar untuk melakukan perjalanan yang jauh.

    Saat bertemu dengan orang-orang baru yang berbicara dalam bahasa yang tidak kita kuasai, memiliki cara berpakaian dan bertindak yang sama dapat memudahkan kita dalam komunikasi serta pertukaran cerita dan barang.

    Bagaimana Orang Zaman Perunggu Memiliki Alat Tukar?

    Ialongo dan Lago berpendapat bahwa penemuan barang yang digunakan untuk menghitung yang terstandarisasi menunjukkan adanya sistem pertukaran dan pasar.

    Selain barang-barang logam yang tersebar, para arkeolog juga yakin jika wol, bulu domba, dan tekstil merupakan barang berharga utama pada Zaman Perunggu, serta alat komunikasi jarak jauh.

    Menurut peneliti, standarisasi ini juga memiliki banyak manfaat di luar fungsi dalam bidang sosial dan ekonomi. Misalnya, bagi pandai besi Zaman Perunggu memerlukan takaran yang lengkap dalam setiap porsi logam yang berbeda untuk membuat berbagai jenis perunggu yang diperlukan dalam pengerjaan logam.

    Meskipun kita tidak tahu persis, bagaimana mereka melakukan hal tersebut, sebuah teks Sumeria dari periode yang sama menunjukkan bahwa pandai besi Sumeria melakukannya berdasarkan berat.

    "Penimbunan logam dapat mengajarkan kita tentang kehidupan sehari-hari masyarakat Zaman Perunggu. Memahami uang sebagai bentuk akuntansi sosial, dan standardisasi sebagai sebuah teknologi, dapat mengungkapkan lebih banyak hal tentang kehidupan mereka," ucap para peneliti.

    Baca juga: Seahenge, Situs Kayu 4.000 Tahun Mirip Arena Hunger Games 2 20DVideo: Museum Nasional Berusaha Bawa Artefak Java Man ke Indonesia20DVideo: Museum Nasional Berusaha Bawa Artefak Java Man ke Indonesia(faz/faz)

Sebelumnya:Tidak ada lagi    Selanjutnya:Respons OJK soal Rencana Prabowo Mau Hapus Utang UMKM-Nelayan