-
Ilmuwan Sebut Penjelajahan Mars Berpotensi Menghancurkan Kehidupan, Bagaimana Bisa?
Diperbarui:2024-11-29 08:02 Jumlah Klik:117Foto: Tangkapan layar web esa.int/ilustrasi ekplorasi MarsJakarta -Selama beberapa dekade, eksplorasi planet Mars dilakukan dengan tujuan utama untuk menemukan potensi kehidupan di planet merah. Namun, seorang ilmuwan baru-baru ini mengungkapkan bahwa misi penjelajahan di Mars mungkin telah membunuh kehidupan di planet tersebut.
Sebuah studi yang terbit di Nature Astronomy, Vol. 8 pada September 2024, mengungkapkan bahwa pendekatan eksplorasi Mars selama ini mungkin tidak tepat, dan dinilai berpotensi merusak ekosistem.
"Beberapa eksperimen yang dilakukan untuk mendeteksi kehidupan mikroba di Mars berisiko mencemari atau bahkan merusak ekosistem asli planet tersebut," ucap ilmuwan astrobiologi dari Universitas Teknik Berlin di Jerman, Dirk Schulze-Makuch dalam Science Alert, dikutip Kamis (21/11/2024).
Baca juga: Ini Urutan Planet Paling Panas hingga Paling Dingin di Tata Surya, Venus Mendidih!Baca juga: Ada 'Wajah Tersenyum' di Mars, Ilmuwan: Ini Mungkin Tanda-tanda KehidupanEksplorasi Mars Telah Dilakukan sejak 1970-anPada 1970-an, Amerika Serikat melakukan misi pendaratan pertama di Mars yang dikenal dengan "wahana pendaratan Viking" atau "the Viking Landers". Misi ini dilakukan untuk mencari tanda-tanda kehidupan di Mars dengan mengambil sampel tanah.
Namun, alih-alih menemukan jejak-jejak keberadaan makhluk hidup pada sampel tanah, para ilmuwan justru menemukan zat organik terklorinasi, yang diduga berasal dari kontaminasi produk pembersih manusia.
Meskipun temuan ini berhasil menunjukkan bahwa Mars memiliki zat organik yang mengandung klorin, tapi asal dari zat ini masih belum dapat dipastikan, apakah berasal dari proses biologis (kehidupan) atau proses non-biologis (reaksi kimia).
Terlebih, Gas Chromatograph-Mass Spectrometer (GCMS) yang digunakan oleh para ilmuwan dalam misi penjelajahan Viking dinilai berpotensi merusak lingkungan Mars. Alat ini bekerja dengan cara memanaskan sampel untuk memisahkan berbagai senyawa di dalamnya, yang justru berisiko mengubah atau menghancurkan bukti kehidupan yang ada.
Asumsi Air sebagai Sumber KehidupanMenurut Schulze-Makuch, percobaan pelepasan berlabel dan pelepasan pirolitik yang dilakukan selama penjelajahan Viking juga beresiko menghancurkan bukti kehidupan di Mars. Metode ini dilakukan dengan cara melepaskan cairan di lingkungan Mars untuk mendukung proses metabolisme dan fotosintesis.
Dia menerangkan bahwa pelepasan cairan ini dipicu oleh asumsi para ilmuwan yang berpikir bahwa air adalah sumber kehidupan. Oleh karena itu, melepaskan cairan dinilai dapat mendorong munculnya kehidupan di Mars.
Namun, Schulze-Makuch menyoroti bahwa kehidupan mikroba bisa saja berkembang secara alami dalam kondisi ekstrem yang sangat kering. Dengan demikian, tindakan melepaskan cairan ke lingkungan Mars justru berpotensi merusak keseimbangan ekosistem asli di sana.
"Sekarang mari kita tanyakan apa yang akan terjadi jika Anda menuangkan air ke mikroba yang beradaptasi dengan kondisi kering ini. Apakah itu akan membuat mereka kewalahan? Secara teknis, kita akan mengatakan bahwa kita membuat mereka terlalu terhidrasi, tetapi secara sederhana, itu akan lebih seperti menenggelamkan mereka," ungkapnya.
"Seakan-akan ada pesawat luar angkasa asing yang menemukan Anda berkeliaran dalam keadaan setengah mati di padang pasir, dan calon penyelamat Anda memutuskan, 'Manusia butuh air. Mari kita taruh manusia di tengah lautan untuk menyelamatkannya!' Itu juga tidak akan berhasil," imbuhnya.
Bagaimana Penjelajahan Seharusnya Dilakukan?Schulze-Makuch menyarankan agar penjelajahan ke Mars seharusnya dilakukan tanpa mengubah kondisi lingkungan Mars. Selain itu, air sebagai tanda kehidupan juga sudah tidak lagi relevan untuk dijadikan sebagai tanda dari adanya kehidupan di Mars.
"Maka daripada 'mengikuti air', yang telah lama menjadi strategi NASA dalam mencari kehidupan di planet merah, kita juga harus mengikuti senyawa terhidrasi dan higroskopis garam sebagai cara untuk menemukan kehidupan mikroba," tuturnya.
Setelah 50 tahun setelah percobaan biologi Viking, pemahaman tentang lingkungan Mars menjadi lebih baik untuk penemuan kehidupan selanjutnya.
Baca juga: Ilmuwan NASA Temukan Tanda Kehidupan 'Alien' di Mars, Bukti Akan Dibawa ke Bumi Video: Penampakan Instalasi Planet Mars yang Mendarat di Museum London TimurVideo: Penampakan Instalasi Planet Mars yang Mendarat di Museum London Timur(faz/faz)